Menghargai mereka, siapapun itu :)

Haiii :)
Very loooong time no see yaa..
Hari ini aku mau cerita tentang pengalamanku di sekolah setahun ini.

Well, ketika pertama kali masuk sekolah di kelas yang baru, sempat kecewa juga nggak sekelas sama teman-teman dekatku tahun sebelumnya. Dan selama setahun itu, aku sempat gonta-ganti teman dan dikecewakan beberapa orang.

Ketika aku tanya sama Bapa, Bapa kenapa ya kok aku Engkau izinkan buat ngalami kekecewaan sama temen-temenku? Rasanya aku juga gak punya salah deh..

Tapi, ketika aku baca satu kalimat singkat di blog ce Angela (temen sharing dari twitter), Bapa sepertinya ngajak aku flashback ke awal waktu aku masuk kelasku itu dan melihat lagi apa yg sudah kutabur..

Ada seorang teman (sebut saja si A) yg awalnya gak punya temen juga di kelas kami. Karena kami saling kenal dari OSIS di tahun sebelumnya, yaudah kami memutuskan untuk saling berteman.

Jujur aku dulu sempat beberapa kali agak merasa risih mungkin ya, karena aku mau ke mana-mana aku diikutin dan ditanyain. Sempat punya pikiran, "Duh kamu siapa sih, aku juga punya waktuku sendiri sama temen-temen lain."

Menurut orang-orang aku adalah org yg friendly dan enak diajak ngobrol, serta dijadikan teman. Karena aku merasa "Iya ya, aku punya sifat seperti itu", tanpa aku sadari kesombongan mulai muncul, paradigma bahwa aku pasti punya banyak teman di kelas tanpa perlu merasa susah payah pun datang. Jadinya, aku pun agak meremehkan kehadiran si A tersebut dan tidak terlalu menghargainya.

Bulan Februari kemarin, aku sakit selama 2 bulan dan aku pikir, hm si A pasti gak punya teman di sekolah. Kasihan juga.. Sikapku sudah berubah sama dia karena aku akhirnya sadar aku gak boleh bersikap gitu sama dia, kan gimanapun dia temanku, aku temannya. Dia juga baik sama aku. So, there's no reason for me to hate her. Lagipula, kalaupun sikapnya nggak enak, FT kan bilang kita harus mengampuni & mengasihi, bahkan mendoakan org tersebut, bukan? So, hm, aku akhirnya sadar dan berusaha jadi teman yg baik buat dia, seperti dia pun demikian :)

Ok, then waktu aku masuk udah bulan April dan waktuku buat ngejar semua ketinggalanku cuma 2 bulan. Selama 2 bulan itu aku menuai hal yang nggak enak, bukan karena sakit, tapi mengalami apa itu namanya kesendirian. Si A yg aku kira gak akan punya teman dekat lain, ternyata punya teman dekat lain. Aku sempat kecewa tapi akhirnya aku sadar bahwa salahku sendiri dulu nggak menghargainya seperti dia menghargaiku. Haknya bila dia memilih teman yang lain.. Dan puji Tuhan aku berhasil mengontrol respon hatiku sehingga aku tetap bisa bersikap baik & jadi teman yg baik buatnya juga teman-teman barunya.

Tapi Tuhan emang terlalu baik, meski begitu akhir-akhirnya aku diizinkan untuk punya waktu dekat lagi dengan 3 temanku di kelas sebelah. Memang, waktu pelajaran atau waktu aku ada di kelas aku sempat merasa kesepian dalam arti nggak ada teman ngobrol. Untungnya Roh Kudus selalu bersedia jadi teman ngobrolku. Dalam kesendirianku aku nggak merasa ditinggal karena ada banyak hal yg aku bisa perbincangkan denganNya meski mgkn bagi teman2 lain aku jadi agak aneh karena seorang Vena jadi pendiam.

Well.. Aku belajar buat gak meremehin orang lain siapapun dia. Karena kesombonganku tadi, aku kehilangan seorang teman.

Seperti Bapa pun mengajariku untuk menghargai orang lain, aku harap lewat pengalamanku ini boleh memberkati kalian yg baca & jadi pelajaran buat kalian, agar nggak terulang lagi :)

Ohya, tulisan yang sempat aku baca yg menegurku tadi adalah:

"Terkadang Tuhan akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang gak pernah kita duga sebelumnya. Jangan sia-siakan kehadiran mereka. :) " (@worshipraise)

Salam hangat,
God's Beautiful Design.